Mengapa Kita Sering Kali Memeriksa Handphone? Penjelasan dalam Istilah Psikologi dan Neurosains

Mengapa Kita Sering Kali Memeriksa Handphone? Penjelasan dalam Istilah Psikologi dan Neurosains – Handphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Penggunaannya yang praktis dan fitur-fitur menarik seperti media sosial, notifikasi, dan aplikasi lainnya membuat kita sering kali merasa perlu untuk memeriksa handphone, bahkan ketika tidak ada notifikasi yang masuk.

Fenomena ini bukanlah kebetulan semata, melainkan memiliki penjelasan ilmiah yang mendalam dalam istilah psikologi dan neurosains. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang mengapa kita sering kali memeriksa handphone, mulai dari pengaruh dopamin, variable reward, hingga konsep Fear of Missing Out (FOMO). Dengan panduan ini, Anda akan mendapatkan informasi yang lengkap dan menarik tentang kebiasaan memeriksa handphone.

Baca juga : Rekomendasi Game Android Untuk Anak Anak Milenial

Pengaruh Dopamin dalam Penggunaan Handphone

Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam sistem pemberian sensasi kebahagiaan di otak. Ketika kita menggunakan handphone, terutama saat bermain media sosial atau menerima notifikasi, otak kita melepaskan dopamin yang membuat kita merasa senang dan puas. Efek ini mirip dengan yang terjadi ketika seseorang menggunakan narkotika, di mana otak mengartikan kegiatan tersebut sebagai hal menyenangkan yang perlu dilakukan berulang.

Kebiasaan kita dalam menggunakan handphone dan efek kebahagiaan yang terus kita dapatkan membuat kita merasa seolah-olah perlu memeriksa handphone. Meskipun tidak ada notifikasi yang masuk, kebiasaan untuk memeriksa handphone bisa tetap memicu ekspektasi otak akan adanya sesuatu yang menyenangkan atau menghibur.

Variable Reward dan Ketidakpastian

Variable reward adalah konsep di mana penghargaan atau imbalan diterima secara beruntut atau berkesinambungan. Ketika kita menggunakan handphone, imbalan tak terduga dapat diperoleh dengan mudah, seperti notifikasi like, comment, atau pesan masuk di media sosial. Hal sederhana ini dapat membangkitkan kebahagiaan sejenak karena mendapati seseorang menyukai atau meramaikan kolom komentar postingan kita.

Ketidakpastian dalam mendapatkan kebahagiaan tersebut membuat otak berada pada antisipasi yang tinggi dan sulit untuk ditolak. Kita tidak pernah tahu kapan notifikasi like atau pesan masuk akan muncul, sehingga otak terus mencari dan slot bet 100 merasa penasaran. Ini juga yang akhirnya membuat kita terus memeriksa handphone, bahkan tanpa mendengar notifikasi.

Fear of Missing Out (FOMO)

Fear of Missing Out (FOMO) adalah ketakutan akan kehilangan momen berharga individu atau kelompok di mana individu tersebut tidak dapat hadir di dalamnya. FOMO ditandai dengan keinginan untuk tetap terus terhubung dengan apa yang orang lain lakukan melalui internet.

Terlalu sering menggunakan handphone membuat informasi didapat dengan cepatnya, baik itu berita dari luar maupun dari teman dan keluarga. Kondisi ini membuat otak merasa takut ketika tidak mendapatkan informasi. Efeknya, ketika tidak ada yang merasa penting pun, kita tetap membuka handphone karena takut tertinggal informasi.

Kebiasaan yang Terbentuk

Ada masanya ketika seseorang terjadwal ketika memegang handphone, misalnya saat jam bekerja, istirahat, atau bersantai. Orang-orang yang memiliki putaran waktu terjadwal memiliki sistem terstruktur yang diatur oleh otak. Sehingga, ketika jadwal yang seharusnya hilang, otak akan mencari kesenangan melalui handphone tersebut.

Selain itu, kita juga terbiasa memainkan handphone ketika tengah senggang atau tanpa kegiatan. Kebiasaan ini akhirnya akan menjadi rutinitas yang sulit dihilangkan. Jadi, akan sangat wajar apabila tanpa sengaja kita menyalakan handphone kita dan berakhir terlena karenanya padahal tidak ada hal urgent yang berkaitan dengan handphone tersebut.

Mengatasi Kebiasaan Memeriksa Handphone

Kebiasaan memeriksa handphone walaupun tanpa mendengar notifikasi sudah sangat umum terjadi di kalangan masyarakat. Kebiasaan ini dipengaruhi besar oleh dopamin yang meningkat dan variable reward yang terus berkesinambungan. Otak manusia akan sangat senang apabila menerima asupan yang membahagiakan. Jadi tidak heran apabila dengan hanya melihat handphone saja, kita terdorong untuk mengambil dan memeriksanya.

Untuk mengatasi kebiasaan ini, kita dapat melakukan detox digital. Caranya adalah dengan menonaktifkan notifikasi tidak penting, memasang set screen-time handphone, dan memasang limit aplikasi. Cara-cara ini dapat dilakukan untuk mengurangi kebiasaan memeriksa handphone. Langkahnya dapat dilakukan berkala karena tidak mudah bagi otak untuk kembali menyesuaikan dan lepas dari sumber kesenangannya.

Kesimpulan

Mengapa kita sering kali memeriksa handphone meskipun tidak ada notifikasi yang masuk dapat dijelaskan melalui konsep psikologi dan neurosains. Pengaruh dopamin, variable reward, FOMO, dan kebiasaan yang terbentuk menjadi faktor utama yang membuat kita terus memeriksa handphone.